Rabu, 20 Maret 2013

Gangguan Penglihatan


GANGGUAN REFRAKSI
Pada keadaan mata normal, benda yang berada pada jarak 6 meter (20 kaki) atau lebih dapat dilihat dengan fokus. Cahaya yang datang dari benda tersebut pararel dan dapat difokuskan ke retina tanpa akomodasi. Keadaan ini disebut emetropia atau mata emetropik. Pada mata yang mengalami gangguan refraksi (disebut mata ametropik atau ametropia), mata tanpa akomodasi tidak dapat memfokuskan cahaya pararel dari objek jarak jauh.   

Klasifikasi
Terdapat 4 keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya ametropia yaitu :
ü  Miopia (rabun jauh)
ü  Hipermetropia / Hiperopia (rabun dekat)
ü  Astigmata (silinder)
ü  Presbiopia

MIOPIA
Definisi
Miopia merupakan defek refraktif dimana cahaya yang datang tidak fokus jatuh langsung ke retina namun jatuh di depannya. Hal ini menyebabkan objek atau gambar yang berada pada jarak yang jauh menjadi tidak fokus namun objek jarak dekat dapat tetap dilihat dengan fokus.

Epidemiologi
Kelainan miopia ini merupakan salah satu kelainan yang paling umum dimana terjadi pada 40% dari populasi orang di Amerika Serikat. Singapura merupakan negara dengan prevalensi miopia terbesar di dunia dimana sekitar 80% dari penduduknya mengalami miopia. Sedangkan untuk negara dengan jumlah penderita miopia terbesar di dunia adalah China dimana sekitar 400 juta dari 1,3 miliar penduduknya mengalami miopia. Secara umum miopia banyak terjadi pertama kali pada saat anak usia sekolah. Karena mata terus tumbuh pada saat masa kanak-kanak, biasanya miopia terus bersifat progresif sampai  sekitar usia 20 tahun.

Etiologi
Etiologi pasti yang menyebabkan terjadinya miopia belum diketahui dengan jelas namun terdapat 2 faktor penting yang berpengaruh dalam perkembangannya yaitu hereditas dan stress visual.

Terdapat bukti yang signifikan dari penelitian-penelitian yang dilakukan bahwa orang dapat mewarisi miopia atau memiliki tendensi lebih untuk menderita miopia jika orang tua mereka juga mengalami miopia. Namun meskipun tendensi untuk mendapat miopia dapat diwariskan, perkembangannya tetap dipengaruhi paling besar oleh bagaimana orang tersebut menggunakan matanya. Individu yang banyak melakukan aktivitas seperti membaca, bekerja dengan komputer, atau melakukan aktivitas visual yang dekat memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita miopia.

Miopia juga dapat timbul karena faktor-faktor lingkungan atau masalah kesehatan lainnya:
Ø  Beberapa orang dapat mengalami penglihatan yang kabur hanya pada malam hari. Kondisi ini disebut miopia nokturnal atau miopia malam. Hal ini disebabkan pada pencahayaan yang rendah pupil berdilatasi sehingga lebih banyak cahaya yang tidak dapat difokuskan masuk ke dalam mata. Keadaan ini lebih banyak terjadi pada orang muda dibandingkan orang tua.
Ø  Orang yang melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan jarak dekat secara intensif dapat mengalami pseudo miopia. Penglihatan jarak jauh menjadi kabur karena mereka menggunakan mekanisme akomodasi secara berlebihan. Gejala ini bersifat hanya sementara dan penglihatan dapat kembali jelas setelah mata beristirahat. Namun stress visual yang terus menerus dapat menyebabkan reduksi permanen pada penglihatan jarak jauh.
Ø  Gejala miopia juga dapat menjadi penanda variasi pada gula darah orang dengan diabetes atau indikasi awal dari perkembangan menuju katarak.

Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keparahan atau dioptri :
·     Miopia rendah (-3.00 dioptri atau lebih rendah)
·   Miopia sedang (-3.00 dioptri sampai -6.00 dioptri) : memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terkena pigment dispersion syndrome atau pigmentary glaucoma.
·  Miopia tinggi (di atas -6.00 dioptri): memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terkena retinal detachment dan open angle glaucoma primer.

Berdasarkan onset usia :
§  Miopia kongenital
Juga dikenal sebagai miopia infantile, muncul mulai saat lahir dan terus berlanjut sampai masa anak-anak.
§  Miopia youth onset
Muncul pada saat anak-anak atau remaja, kekuatan okuler dapat terus bervariasi sampai usia 21 tahun.  Operasi koreksi tidak dianjurkan dilakukan oleh spesialis mata sebelum mencapai usia 21 tahun.
§  Miopia adult onset
Terdapat 2 jenis yaitu early adult onset jika miopia terjadi antara usia 20-40 tahun dan late adult onset jika terjadi pada usia di atas 40 tahun.

Tanda dan Gejala
Penderita myopia akan sering mengalami sakit kepala, mudah lelah dan pusing saat mengendarai kendaraan atau memandang jauh. Bila menemukan penderita dengan gejala tersebut, maka dokter akan melakukan pemeriksaan visus/tajam penglihatan baik secara manual atau dengan komputer.

HIPERMETROPIA
Definisi
Hipermetropia merupakan keadaan dimana kekuatan pembiasan sinar pada mata tidak cukup kuat untuk memfokuskan sinar pada bintik kuning (macula lutea), sehingga mata menfokuskan sinar di belakang retina. Pada kasus hipermetropia yang ekstrim, mata tidak dapat memfokuskan objek pada jarak berapapun. Dalam keadaan mata istirahat semua sinar sejajar yang datang dari benda-benda pada jarak tak terhingga dibiaskan dibelakang retina, dan sinar-sinar divergen yang datang dari benda-benda yang jaraknya dekat dibiaskan lebih jauh lagi di belakang retina.

Etiologi
Defek pada penglihatan disebabkan oleh ketidaksempurnaan pada mata (ukuran bola mata yang terlalu pendek atau lensa yang tidak dapat berakomodasi dengan baik) yang menyebabkan kesulitan melihat objek dekat dengan fokus.

Berdasarkan penyebabnya, hipermetropia dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1.       Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial, merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.
2.       Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
3.       Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai indeks refraksi yang berkurang.

Klasifikasi
v  Hipermetropia manifes
Hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Bila dilakukan pemeriksaan mata pada seorang hipermetropia dan dapat melihat jelas (visus 6/6) dengan ∫ +3,00 akan tetapi dapat menjadi lebih jelas dengan ∫ +3,50 maka dikatakan hipermetropia manifesnya adalah ∫ +3,50.
v  Hipermetropia absolut
Hipermetropia dimana kelainan refraksi tidak dapat diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh. Pada contoh di atas hipermetropia absolutnya bernilai ∫ +3,00.
v  Hipermetropia fakultatif
Hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kacamata. Bila diberikan kacamata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan beristirahat. Pada contoh di atas maka hipermetropia fakultatifnya adalah ∫ +3,50 dikurang ∫ +3,00 atau 0,50.
v  Hipermetropia laten
Hipermetropia tanpa siklopegia (atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan siklopegia. Hipermetropia laten merupakan selisih antara hipermetropia total dan manifes yang menunjukkan kekuatan tonus dari mm.siliaris. Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang, makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus-menerus, terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
v  Hipermetropia total
Hipermetropia yang ukurannya didapat sesudah diberikan siklopegia. Hasil pengukuran lensa sesudah diberikan siklopegia (hipermetropia total) lebih besar daripada hipermetropia manifes.

Tanda dan Gejala
Pada penderita hipermetropia, dirasakan sakit kepala terutama di daerah dahi atau frontal, rasa silau, dan kadang rasa juling atau melihat ganda. Pasien hipermetropia akan mengeluh matanya lelah, panas, mengantuk dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang retina agar terletak di daerah macula lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif. Akibat terus-menerus berakomodasi, maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensi dan mata akan sering terlihat mempunyai kedudukan esotropia atau juling kearah dalam(nasal).
Pada hipermetropia terjadi akomodasi terus-menerus sehingga timbul hipertrofi otot siliaris, yang disertai terdorongnya iris ke depan, sehingga bilik mata depan menjadi dangkal. Karena selalu berakomodasi, pupil menjadi miosis.

ASTIGMATA
Definisi
Astigmata merupakan defek optik dimana penglihatan menjadi kabur karena cahaya yang masuk dari objek tidak dapat difokuskan ke satu titik di retina. Hal ini biasanya disebabkan oleh kelengkungan kornea dan lensa yang ireguler.

Epidemiologi
Berdasarkan studi di Amerika, 28,4% anak berusia 5-17 tahun di Amerika memiliki astigmata. Beberapa studi lain menyatakan bahwa prevalensi astigmata meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Etiologi
Astigmata biasanya bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir, biasanya berjalan bersama dengan miopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan selama hidup. Astigmata merupakan akibat bentuk kornea yang oval seperti telur, makin lonjong bentuk kornea makin tinggi astigmata mata tesebut. Astigmat juga dapat terjadi akibat jaringan parut pada kornea atau setelah pembedahan mata. Jahitan yang terlalu kuat pada bedah mata dapat mengakibatkan perubahan pada permukaan kornea. Bila dilakukan pengencangan atau pengendoran jahitan pada kornea maka dapat terjadi astigmata akibat terjadi perubahan kelengkungan kornea.

Klasifikasi
Pada astigmata reguler, meskipun setiap meridian mempunyai daya bias tersendiri, tetapi perbedaan itu teratur, dari meridian dengan daya bias terlemah sedikit demi sedikit membesar sampai meridian dengan daya bias terkuat. Meridian dengan daya bias terlemah tegak lurus terhadapa meridian dengan daya bias yang terkuat.
Pada astigmata ireguler terdapat perbedaan refraksi yang tak teratur pada setiap meridian dan bahkan mungkin terdapat perbedaan refraksi pada meridian yang sama. Videokeratografi merupakan cara terbaik untuk mengobservasi atau melihat permukaan kornea yang ireguler. Selain itu, astigmata ireguler dapat diketahui dengan keratometer dan/atau feflex retinoskopi yang ireguler.
Selain itu astigmata juga dapat dibedakan berdasarkan lokasi meridian yang paling besar refraksinya/kelengkungannya yaitu :
ü  With the Rule Astigmatism
Kelengkungan meridian vertikal paling kuat 70-110 derajat.
ü  Against the Rule Astigmatism
Kelengkungan meridian horisontal paling kuat 160-200 derajat.
ü  Oblique Astigmatism
Meridian oblique memiliki kekuatan refraksi terbesar 20-70 derajat atau 110-160 derajat.

Tanda dan Gejala
§  Penglihatan ganda pada satu atau kedua mata
§  Melihat benda yang bulat menjadi lonjong
§  Penglihatan kabur
§  Bentukbenda berubah
§  Sakit kepala
§  Mata tegang dan pegal
§  Mata dan fisik lemah

PRESBIOPIA
Definisi
Kondisi yang umumnya mulai terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun dimana mata mengalami penurunan kemampuan akomodasi secara perlahan-lahan sehingga kemampuan memfokuskan objek juga semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Etiologi
Presbiopia biasanya mulai muncul pada usia 40 tahun. Dengan bertambahnya usia maka  kemampuan mata untuk melihat dekat semakin berkurang. Presbiopia terjadi akibat lensa makin keras, sehingga elastisitasnya berkurang. Demikian pula dengan otot akomodasinya, daya kontraksinya berkurang sehingga tidak terdapat pengenduran zonula Zinnii yang sempurna. Orang yang lemah dengan keadaan umum yang kurang baik sering lebih cepat membutuhkan kacamata baca akibat presbiopia daripada orang sehat dan kuat.

Tanda dan Gejala
Keluhan biasanya akan muncul pada saat membaca dekat. Semua pekerjaan dekat sukar dilakukan karena penglihatan kabur. Bila dipaksakan akan muncul keluhan lain yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas. Penderita presbiopia memposisikan membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, sukar melakukan pekerjaan dengan melihat dekat terutama di malam hari, sering memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.

NYCTALOPIA (Rabun Senja)
Definisi
Sebuah kondisi dimana individu sulit melihat atau tidak dapat pada suasana gelap atau cahaya yang sedikit. Keadaan ini dapat dideskripsikan juga sebagai adaptasi yang kurang pada kegelapan.

Etiologi
Kelainan nyctalopia ini dapat muncul dari saat lahir atau dapat juga disebabkan oleh cedera atau malnutrisi (kekurangan vitamin A). Nyctalopia juga merupakan gejala dari beberapa penyakit mata. Penyakit yang paling umum menyebabkan nyctalopia adalah retinitis pigmentosa, sebuah kelainan dimana sel batang pada retina secara perlahan kehilangan kemampuannya untuk berespon terhadap cahaya. Pada X-linked congenital stationary night blindness, individu tersebut memiliki sel batang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja sangat buruk dari saat lahir namun kondisinya tidak semakin buruk.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Wilson F. Practical ophthalmology. 5th ed. Singapore: American Academy of ophthalmology. 2005. 65-6, 90-2.
  2. Ilyas S. Kelainan refraksi dan kacamata. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2006. 1-14, 35-48.
  3. American Academy of Ophthalmology. Optics, refraction, and contact lenses. Section 3. American Academy of Ophthalmology. 2003. 118-9, 50.
  4. Twa M, Moreira S. Astigmatism and toric contact lenses. In: Mannils MJ, Zadnik K, Ghanem CC, Jose NK, editors. Contact lenses in ophthalmic practice. New York: Springer. 2004. 90-3.
  5. Olver J, Cassidy L. Ophthalmology at a glance. Massachusetts: Blackwell Science. 2005 22-4.
  6. Scheie HG, Albert DM. Textbook of ophthalmology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders Company. 269-70, 72-73.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar