DEFINISI1
Sindrom Cushing merupakan
kumpulan gejala-gejala berupa peningkatan berat badan yang cepat terutama pada
perut (obesitas sentral) dan wajah (moon face), penumpukan lemak pada leher
bagian belakang (buffalo hump), hiperhidrosis (berkeringat berlebihan), striae
pada abdomen, penipisan kulit, hirsutisme, hipertensi, penurunan libido,
gangguan menstruasi, dan lain-lain. Kelainan ini disebabkan oleh kelebihan
hormon kortisol dalam darah. Patologi penyakit ini dijelaskan oleh Harvey
Cushing pada 1932.
ETIOLOGI &
PATOGENESIS2,3
Secara umum penyebab
dari sindrom Cushing adalah kelebihan sekresi hormon kortisol dalam darah.
Namun penyebab dari berlebihnya sekresi hormon kortisol tersebut dapat
berbeda-beda.
Segala kondisi yang
menyebabkan peningkatan sekresi dari hormon kortisol adalah penyebab terjadinya
sindrom Cushing. Sindrom Cushing ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan
penyebabnya yaitu eksogen dan endogen. Pada umumnya sindrom Cushing disebabkan
oleh penyebab eksogen yaitu administrasi glukokortikoid jangka lama (disebut
juga Sindrom Cushing iatrogenik). Biasanya terapi steroid ini diberikan untuk penyakit
asma atau reumatoid artritis dan terapi imunosurpresi setelah transplantasi
organ. Penyebab eksogen lainnya adalah administrasi ACTH namun lebih jarang
ditemukan.
Sindrom Cushing juga
dapat disebabkan oleh penyebab endogen dimana terjadi kelainan pada sekresi
kortisol dalam tubuh kita sendiri. Penyebab endogen sindrom Cushing ini bisa
dibagi menjadi 2 macam yaitu ACTH-dependent (kelainan terdapat pada kelenjar
pituitari) dan ACTH-independent (kelainan terdapat pada kelenjar adrenal)
seperti dapat dilihat pada tabel di atas.
Dari tabel di atas
dapat dilihat bahwa ACTH-secreting pituitary adenoma adalah penyebab tersering
sindrom Cushing yang disebabkan penyebab endogen. Pada kebanyakan kasus adenoma
yang terjadi adalah mikroadenoma (<10mm). ACTH-secreting pituitary adenoma
bertanggung jawab atas 70% kasus sindrom Cushing endogen dan sering juga
disebut Cushing disease.
Sekresi dari ACTH
ektopik oleh sel tumor nonpituitari terjadi pada sekitaar 10% kasus sindrom
Cushing endogen. Pada sebagian besar kasus, tumor yang menyebabkan hal ini
adalah small cell carcinoma pada paru-paru. Varian ini biasa terjadi pada usia
antara 40 sampai 50 tahun.
Neoplasma adrenal
primer seperti adenoma adrenal dan karsinoma adrenal merupakan penyebab
tersering pada sindrom Cushing ACTH-independent. Secara biokimia tanda yang
bisa dilihat adalah peningkatan kortisol serum namun ACTH rendah.
Hiperkortisolisme pada karsinoma biasanya lebih parah daripada adenoma atau
hiperplasia.
MANIFESTASI KLINIS2,3
Hiperkortisolisme
mendorong penumpukan lemak ke jaringan-jaringan tertentu khususnya pada wajah
bagian atas (menyebabkan moon face), diantara tulang belikat (buffalo hump) dan
mesenterik (obesitas sentral). Alasan untuk distribusi jaringan adiposa yang
aneh ini belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan resistensi
insulin atau peningkatan kadar insulin.
Selain itu
hiperkortisolisme juga menyebabkan atrofi selektif pada otot fast-twitch (tipe
2) yang berakibat pada penurunan massa otot dan kelemahan pada ekstremitas
bagian proksimal. Glukokortikoid dapat menginduksi glukoneogenesis dan
menghambat pengambilan glukosa oleh sel yang menyebabkan hiperglikemia,
glucosuria, dan polidipsi. Efek kataboliknya menyebabkan resorpsi tulang dan
hilangnya kolagen sehingga kulit menjadi tipis, mudah luka, penyembuhan luka
yang buruk, dan striae. Resorpsi tulang menyebabkan osteoporosis.
Pada wanita,
peningkatan androgen adrenal menyebabkan jerawat, hirsutisme, oligomenorea atau
amenorea. Hipertensi sering terjadi dan dapat dijumpai perubahan emosional,
mudah tersinggung dan emosi labil sampai depresi berat, bingung, atau psikosis.
TATA LAKSANA1
Sebagian besar kasus
Sindrom Cushing merupakan kasus iatrogenik akibat administrasi glukokortikoid
jangka panjang. Jadi untuk tata laksana nya adalah memberikan terapi secara
hati-hati dengan pengawasan atau menghentikan terapi glukokortikoidnya.
Pada pasien dengan
adenoma pituitari ataupun adenoma adrenal, adenoma dapat dicabut (opeerasi)
setelah diagnosis ditegakkan. Biasanya pasien akan membutuhkan terapi
replacement steroid pascaoperasi tidak peduli dimana lokasi adenomanya. Pada
pasien yang dicabut kedua kelenjar adrenalnya, replacement dapat dilakukan
dengan hydrocortisone dan prednisolone.
Kebanyakan pasien
dengan karsinoma adrenal meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis karena
terjadi metastasis. Metastasis tersering terjadi di hati dan paru. Obat utama
untuk karsinoma adrenal adakah mitotan. Obat ini menekan produksi kortisol dan
menurunkan kadar kortisol dalam darah dan urine. Obat ini biasa diberikan 3-4
kali sehari dengan dosis ditingkatkan bertahap 8-10g perhari.
PROGNOSIS1
Adenoma adrenal yang
diobati dengan pembedahan prognosisnya baik dan kekambuhan tidak mungkin
terjadi. Prognosis bergantung pada efek jangka lama kelebihan kortisol sebelum
pengobatan.
Sedangkan karsinoma
adrenal memiliki prognosis sangat buruk. Dari laporan-laporan, survival rate 5
tahun 22% dan waktu tengahnya 14 bulan. Prognosis dihubungkan juga dengan
jauhnya metastasis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar et al.
Robbins and Cotran : Pathologic Basis of Disease 8th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2009; 1146-1149.
2. Kumar et al.
Robbins and Cotran : Pathologic Basis of Disease 7th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2005.
3. Sudoyo AW, et
al. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,2009; p.2062-2068