GANGGUAN REFRAKSI
Pada
keadaan mata normal, benda yang berada pada jarak 6 meter (20 kaki) atau lebih
dapat dilihat dengan fokus. Cahaya yang datang dari benda tersebut pararel dan
dapat difokuskan ke retina tanpa akomodasi. Keadaan ini disebut emetropia atau
mata emetropik. Pada mata yang mengalami gangguan refraksi (disebut mata
ametropik atau ametropia), mata tanpa akomodasi tidak dapat memfokuskan cahaya
pararel dari objek jarak jauh.
Klasifikasi
Terdapat 4
keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya ametropia yaitu :
ü Miopia (rabun jauh)
ü Hipermetropia / Hiperopia (rabun
dekat)
ü Astigmata (silinder)
ü Presbiopia
MIOPIA
Definisi
Miopia
merupakan defek refraktif dimana cahaya yang datang tidak fokus jatuh langsung
ke retina namun jatuh di depannya. Hal ini menyebabkan objek atau gambar yang
berada pada jarak yang jauh menjadi tidak fokus namun objek jarak dekat dapat
tetap dilihat dengan fokus.
Epidemiologi
Kelainan
miopia ini merupakan salah satu kelainan yang paling umum dimana terjadi pada 40%
dari populasi orang di Amerika Serikat. Singapura merupakan negara dengan
prevalensi miopia terbesar di dunia dimana sekitar 80% dari penduduknya
mengalami miopia. Sedangkan untuk negara dengan jumlah penderita miopia
terbesar di dunia adalah China dimana sekitar 400 juta dari 1,3 miliar
penduduknya mengalami miopia. Secara umum miopia banyak terjadi pertama kali
pada saat anak usia sekolah. Karena mata terus tumbuh pada saat masa
kanak-kanak, biasanya miopia terus bersifat progresif sampai sekitar usia 20 tahun.
Etiologi
Etiologi
pasti yang menyebabkan terjadinya miopia belum diketahui dengan jelas namun
terdapat 2 faktor penting yang berpengaruh dalam perkembangannya yaitu
hereditas dan stress visual.
Terdapat
bukti yang signifikan dari penelitian-penelitian yang dilakukan bahwa orang
dapat mewarisi miopia atau memiliki tendensi lebih untuk menderita miopia jika
orang tua mereka juga mengalami miopia. Namun meskipun tendensi untuk mendapat
miopia dapat diwariskan, perkembangannya tetap dipengaruhi paling besar oleh
bagaimana orang tersebut menggunakan matanya. Individu yang banyak melakukan
aktivitas seperti membaca, bekerja dengan komputer, atau melakukan aktivitas
visual yang dekat memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita miopia.
Miopia juga
dapat timbul karena faktor-faktor lingkungan atau masalah kesehatan lainnya:
Ø Beberapa orang dapat mengalami
penglihatan yang kabur hanya pada malam hari. Kondisi ini disebut miopia
nokturnal atau miopia malam. Hal ini disebabkan pada pencahayaan yang rendah
pupil berdilatasi sehingga lebih banyak cahaya yang tidak dapat difokuskan
masuk ke dalam mata. Keadaan ini lebih banyak terjadi pada orang muda
dibandingkan orang tua.
Ø Orang yang melakukan pekerjaan yang
membutuhkan penglihatan jarak dekat secara intensif dapat mengalami pseudo
miopia. Penglihatan jarak jauh menjadi kabur karena mereka menggunakan
mekanisme akomodasi secara berlebihan. Gejala ini bersifat hanya sementara dan
penglihatan dapat kembali jelas setelah mata beristirahat. Namun stress visual
yang terus menerus dapat menyebabkan reduksi permanen pada penglihatan jarak
jauh.
Ø Gejala miopia juga dapat menjadi
penanda variasi pada gula darah orang dengan diabetes atau indikasi awal dari
perkembangan menuju katarak.
Klasifikasi
Berdasarkan
tingkat keparahan atau dioptri :
· Miopia
rendah (-3.00 dioptri atau lebih rendah)
· Miopia
sedang (-3.00 dioptri sampai -6.00 dioptri) : memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk terkena pigment dispersion
syndrome atau pigmentary glaucoma.
· Miopia
tinggi (di atas -6.00 dioptri): memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
terkena retinal detachment dan open angle glaucoma primer.
Berdasarkan
onset usia :
§ Miopia kongenital
Juga dikenal sebagai
miopia infantile, muncul mulai saat lahir dan terus berlanjut sampai masa
anak-anak.
§ Miopia youth onset
Muncul pada saat
anak-anak atau remaja, kekuatan okuler dapat terus bervariasi sampai usia 21
tahun. Operasi koreksi tidak dianjurkan
dilakukan oleh spesialis mata sebelum mencapai usia 21 tahun.
§ Miopia adult onset
Terdapat 2 jenis yaitu early adult onset jika miopia terjadi
antara usia 20-40 tahun dan late adult
onset jika terjadi pada usia di atas 40 tahun.
Tanda dan
Gejala
Penderita myopia akan sering mengalami sakit kepala, mudah
lelah dan pusing saat mengendarai kendaraan atau memandang jauh. Bila menemukan
penderita dengan gejala tersebut, maka dokter akan melakukan pemeriksaan
visus/tajam penglihatan baik secara manual atau dengan komputer.
HIPERMETROPIA
Definisi
Hipermetropia merupakan keadaan
dimana kekuatan pembiasan sinar pada mata tidak cukup kuat untuk memfokuskan sinar
pada bintik kuning (macula lutea), sehingga mata menfokuskan sinar di belakang
retina. Pada kasus hipermetropia yang
ekstrim, mata tidak dapat memfokuskan objek pada jarak berapapun. Dalam
keadaan mata istirahat semua sinar sejajar yang datang dari benda-benda pada
jarak tak terhingga dibiaskan dibelakang retina, dan sinar-sinar divergen yang
datang dari benda-benda yang jaraknya dekat dibiaskan lebih jauh lagi di
belakang retina.
Etiologi
Defek pada penglihatan
disebabkan oleh ketidaksempurnaan pada mata (ukuran bola mata yang terlalu
pendek atau lensa yang tidak dapat berakomodasi dengan baik) yang menyebabkan
kesulitan melihat objek dekat dengan fokus.
Berdasarkan
penyebabnya, hipermetropia dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1.
Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial, merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau
sumbu anteroposterior yang pendek.
2.
Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau
lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
3. Hipermetropia
indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai indeks
refraksi yang berkurang.
Klasifikasi
v Hipermetropia
manifes
Hipermetropia yang dapat dikoreksi
dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
Hipermetropia ini terdiri
atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Bila
dilakukan pemeriksaan mata pada seorang hipermetropia dan dapat melihat jelas
(visus 6/6) dengan ∫ +3,00 akan tetapi dapat menjadi lebih jelas dengan ∫ +3,50
maka dikatakan hipermetropia manifesnya adalah ∫ +3,50.
v Hipermetropia
absolut
Hipermetropia dimana
kelainan refraksi tidak dapat diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan
kacamata positif untuk melihat jauh. Pada contoh di atas hipermetropia
absolutnya bernilai ∫ +3,00.
v Hipermetropia
fakultatif
Hipermetropia dapat diimbangi dengan
akomodasi ataupun dengan kacamata positif. Pasien yang hanya mempunyai
hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kacamata. Bila diberikan
kacamata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan
beristirahat. Pada contoh di atas maka hipermetropia fakultatifnya adalah ∫
+3,50 dikurang ∫ +3,00 atau 0,50.
v
Hipermetropia laten
Hipermetropia tanpa siklopegia (atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi
seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila
diberikan siklopegia. Hipermetropia laten merupakan selisih antara
hipermetropia total dan manifes yang menunjukkan kekuatan tonus dari
mm.siliaris. Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang,
makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia
laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia
absolut. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus-menerus,
terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
v Hipermetropia
total
Hipermetropia yang ukurannya didapat sesudah diberikan
siklopegia. Hasil pengukuran lensa sesudah diberikan siklopegia (hipermetropia
total) lebih besar daripada hipermetropia manifes.
Tanda dan Gejala
Pada penderita hipermetropia, dirasakan sakit kepala
terutama di daerah dahi atau frontal, rasa silau, dan kadang rasa juling atau
melihat ganda. Pasien hipermetropia akan mengeluh matanya lelah, panas, mengantuk
dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat atau
memfokuskan bayangan yang terletak di belakang retina agar terletak di daerah
macula lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif. Akibat terus-menerus
berakomodasi, maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensi dan mata akan
sering terlihat mempunyai kedudukan esotropia atau juling kearah dalam(nasal).
Pada hipermetropia terjadi akomodasi terus-menerus sehingga
timbul hipertrofi otot siliaris, yang disertai terdorongnya iris ke depan,
sehingga bilik mata depan menjadi dangkal. Karena selalu berakomodasi, pupil
menjadi miosis.
ASTIGMATA
Definisi
Astigmata
merupakan defek optik dimana penglihatan menjadi kabur karena cahaya yang masuk
dari objek tidak dapat difokuskan ke satu titik di retina. Hal ini biasanya
disebabkan oleh kelengkungan kornea dan lensa yang ireguler.
Epidemiologi
Berdasarkan studi di Amerika,
28,4% anak berusia 5-17 tahun di Amerika memiliki astigmata. Beberapa studi
lain menyatakan bahwa prevalensi astigmata meningkat seiring dengan
bertambahnya usia.
Etiologi
Astigmata
biasanya bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir, biasanya berjalan
bersama dengan miopia dan hipermetropia dan tidak
banyak terjadi perubahan selama hidup. Astigmata merupakan akibat bentuk kornea yang oval seperti telur,
makin lonjong bentuk kornea makin tinggi astigmata mata tesebut. Astigmat juga dapat terjadi akibat jaringan
parut pada kornea atau setelah pembedahan mata. Jahitan yang terlalu kuat pada
bedah mata dapat mengakibatkan perubahan pada permukaan kornea. Bila dilakukan
pengencangan atau pengendoran jahitan pada kornea maka dapat terjadi astigmata akibat terjadi perubahan kelengkungan kornea.
Klasifikasi
Pada astigmata reguler, meskipun setiap meridian mempunyai daya bias tersendiri,
tetapi perbedaan itu teratur, dari meridian dengan daya bias terlemah sedikit
demi sedikit membesar sampai meridian dengan daya bias terkuat. Meridian dengan
daya bias terlemah tegak lurus terhadapa meridian dengan daya bias yang
terkuat.
Pada astigmata
ireguler terdapat perbedaan refraksi yang tak teratur pada setiap meridian dan
bahkan mungkin terdapat perbedaan refraksi pada meridian yang sama.
Videokeratografi merupakan cara terbaik untuk mengobservasi atau melihat
permukaan kornea yang ireguler. Selain itu, astigmata ireguler dapat diketahui dengan keratometer dan/atau feflex
retinoskopi yang ireguler.
Selain itu astigmata juga dapat
dibedakan berdasarkan lokasi meridian yang paling besar
refraksinya/kelengkungannya yaitu :
ü
With the Rule
Astigmatism
Kelengkungan meridian vertikal
paling kuat 70-110 derajat.
ü
Against the Rule
Astigmatism
Kelengkungan meridian horisontal
paling kuat 160-200 derajat.
ü
Oblique
Astigmatism
Meridian oblique memiliki kekuatan refraksi terbesar 20-70
derajat atau 110-160 derajat.
Tanda dan Gejala
§
Penglihatan ganda pada satu atau kedua mata
§ Melihat
benda yang bulat menjadi lonjong
§ Penglihatan
kabur
§ Bentukbenda
berubah
§ Sakit
kepala
§ Mata
tegang dan pegal
§ Mata
dan fisik lemah
PRESBIOPIA
Definisi
Kondisi
yang umumnya mulai terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun dimana mata
mengalami penurunan kemampuan akomodasi secara perlahan-lahan sehingga
kemampuan memfokuskan objek juga semakin berkurang seiring bertambahnya usia.
Etiologi
Presbiopia biasanya mulai muncul pada usia 40 tahun. Dengan
bertambahnya usia maka kemampuan mata untuk melihat dekat semakin berkurang. Presbiopia terjadi akibat lensa
makin keras, sehingga elastisitasnya berkurang. Demikian pula dengan otot
akomodasinya, daya kontraksinya berkurang sehingga tidak terdapat pengenduran
zonula Zinnii yang sempurna. Orang yang lemah dengan keadaan umum yang kurang
baik sering lebih cepat membutuhkan kacamata baca akibat presbiopia daripada
orang sehat dan kuat.
Tanda dan Gejala
Keluhan biasanya akan muncul
pada saat membaca dekat. Semua pekerjaan dekat sukar dilakukan karena penglihatan
kabur. Bila dipaksakan akan muncul keluhan lain yaitu berupa mata lelah,
berair, dan sering terasa pedas. Penderita presbiopia memposisikan membaca
dengan menjauhkan kertas yang dibaca, sukar melakukan pekerjaan dengan melihat
dekat terutama di malam hari, sering memerlukan sinar yang lebih terang untuk
membaca.
NYCTALOPIA (Rabun Senja)
Definisi
Sebuah kondisi dimana
individu sulit melihat atau tidak dapat pada suasana gelap atau cahaya yang
sedikit. Keadaan ini dapat dideskripsikan juga sebagai adaptasi yang kurang
pada kegelapan.
Etiologi
Kelainan nyctalopia
ini dapat muncul dari saat lahir atau dapat juga disebabkan oleh cedera atau
malnutrisi (kekurangan vitamin A). Nyctalopia juga merupakan gejala dari
beberapa penyakit mata. Penyakit yang paling umum menyebabkan nyctalopia adalah
retinitis pigmentosa, sebuah kelainan dimana sel batang pada retina secara
perlahan kehilangan kemampuannya untuk berespon terhadap cahaya. Pada X-linked congenital stationary night
blindness, individu tersebut memiliki sel batang yang tidak bekerja sama
sekali atau bekerja sangat buruk dari saat lahir namun kondisinya tidak semakin
buruk.
DAFTAR PUSTAKA
- Wilson F. Practical ophthalmology. 5th ed. Singapore: American Academy of ophthalmology. 2005. 65-6, 90-2.
- Ilyas S. Kelainan refraksi dan kacamata. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2006. 1-14, 35-48.
- American Academy of Ophthalmology. Optics, refraction, and contact lenses. Section 3. American Academy of Ophthalmology. 2003. 118-9, 50.
- Twa M, Moreira S. Astigmatism and toric contact lenses. In: Mannils MJ, Zadnik K, Ghanem CC, Jose NK, editors. Contact lenses in ophthalmic practice. New York: Springer. 2004. 90-3.
- Olver J, Cassidy L. Ophthalmology at a glance. Massachusetts: Blackwell Science. 2005 22-4.
- Scheie HG, Albert DM. Textbook of ophthalmology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders Company. 269-70, 72-73.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar